TAFSIR
SURAT AL-JUMU’AH AYAT 1 – 11
Al jumua’ah Ayat 1-4: Penyucian dan pengagungan bagi
Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan bahwa pengutusan Muhammad shallallahu 'alaihi
wa sallam adalah karunia Allah kepada umat manusia.
يُسَبِّحُ
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ
الْحَكِيمِ (١)
هُوَ الَّذِي بَعَثَ
فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي
ضَلالٍ مُبِينٍ (٢)
وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (٣)
ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (٤)
Terjemah
Surat Al Jumu’ah Ayat 1-4
1.
Apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi senantiasa bertasbih kepada
Allah. Maharaja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana
2.
Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa)
mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah), meskipun
sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
3.
dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan
mereka. Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
4.
Demikianlah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki dan
Allah memiliki karunia yang besar.
Al-jumu’ah Ayat 5-8: Peringatan kepada umat Islam
agar jangan seperti orang Yahudi yang tidak mengamalkan isi kitabnya, dan
bagaimana mereka (orang-orang Yahudi) menyimpang dari syariat Allah serta
memiliki cinta yang berlebihan kepada dunia dan takut mati.
مَثَلُ الَّذِينَ
حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ
أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ
وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (٥)
قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ
زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا
الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (٦)
وَلا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ
أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (٧)
قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ
فَإِنَّهُ مُلاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ
فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (٨)
Terjemah
Surat Al Jumu’ah Ayat 5-8
5. Perumpamaan
orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya
(tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang
tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim]
6.Katakanlah
(Muhammad), "Wahai orang-orang yang Yahudi! Jika kamu mengira bahwa
kamulah kekasih Allah bukan orang-orang yang lain, maka harapkanlah kematianmu,
jika kamu orang yang benar.”
7.
Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan
yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang zalim.
8.
Katakanlah, "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, ia pasti
menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui
yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.
Al-jumu’ah Ayat 9-11: Beberapa hukum yang
berhubungan dengan shalat Jum’at, seruan kepada kaum mukmin agar bersegera
kepadanya dan peringatan kepada mereka agar tidak tersibukkan oleh perniagaan
dan permainan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ
اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٩)
فَإِذَا
قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (١٠)
وَإِذَا
رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ
مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ (١١)
Terjemahan Al-Jumu’ah Ayat 9 – 11
9. Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang
pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui.(QS. 62:9)
10.Apabila
telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia
Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.(QS. 62:10)
11.Dan
apabila melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya
dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah:` Apa yang
di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan `, dan Allah
Sebaik-baik Pemberi rezki.(QS. 62:11)
Asbabun
Nuzul
Di
dalam suatu hadis diriwayatkan oleh Jabir disebutkan sebagai berikut:
بينما
النبي صلى الله عليه وسلم يخطب يوم الجمعة قائما إذ قدمت عير فابتدرها أصحاب رسول
الله صلى الله عليه وسلم حتى لم يبق إلا اثنا عشر رجلا أنا فيهم وأبو بكر وعمر
فأنزل الله تعالى: وإذا رأوا تجارة أو لهوا إلى آخر السورة
Artinya: ketika Rasulullah Saw
berkhutbah pada hari Jumat, tiba-tiba datanglah rombongan unta (pembawa
dagangan), maka cepat-cepatlah sahabat Rasulullah Swt. mengunjunginya sehingga
tidak tersisa lagi (sahabat yang
mendengarkan khutbah) kecuali 12 orang. Yaitu Saya (Jabir), Abu Bakar dan Umar
termasuk mereka yang tinggal. Maka Allah Swt. pun menurunkan ayat: wa iza ra'au
tijaratan au lahwan sampai akhir surat.
(HR. Bukhari, Muslim,
Ahmad dan Turmuzi dari Jabir bin Abdullah)
Tafsir
ayat/ kandungan
Pada
ayat ke-9 dari suruh al-Jum’ah ini Allah SWT menerangkan bahwa apabila muazin
mengumandangkan adzan pada hari Jumat, maka hendaklah kita meninggalkan
perniagaan dan segala usaha dunia serta bersegera ke mesjid untuk mendengarkan
khutbah dan melaksanakan sholat Jumat, dengan cara yang wajar, tidak
berlari-lari, tetapi berjalan dengan tenang sampai ke mesjid, sebagaimana sabda
Nabi SAW.
إذا
أقيمت الصلاة فلا تأتوها وأنتم تسعون وأتوها وأنتم تمشون وعليكم السكينة والوقار
فما أدركتم فصلوا وما فاتكم فأتموا
Artinya: Apabila sholat telah diiqamatkan janganlah kamu
mendatanginya dalam keadaan tergesa-gesa, tetapi datangilah dalam keadaan
berjalan biasa penuh ketenangan dan rasa mengagungkan-Nya. Apa yang engkau
capai (dalam sholat jemaah) kerjakanlah dan apa yang luput dari kamu
sempurnakanlah sendiri.
(H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Cara
yang demikian itu seandainya seseorang mengetahui betapa besar pahala yang akan
diperoleh orang yang mengerjakan sholat Jumat dengan baik, maka melaksanakan
perintah itu (memenuhi panggilan sholat dan meninggalkan jual beli) adalah
lebih baik dari pada tetap di tempat melaksanakan jual beli dan meneruskan
usaha untuk memperoleh keuntungan dunia, sebagaimana firman Allah SWT:
والآخرة خير وأبقى
Artinya: Sedang kehidupan akhirat
adalah lebih baik dan lebih kekal. (Q.S Al A'la: 17)
Sementara
pada ayat ke-10, Allah SWT menerangkan bahwa setelah selesai melakukan sholat
Jumat boleh bertebaran di muka bumi melaksanakan urusan duniawi, berusaha
mencari rezeki yang halal, sesudah menunaikan yang bermanfaat untuk akhirat.
Hendaklah mengingat Allah sebanyak-banyaknya di dalam mengerjakan usahanya
dengan menghindarkan diri dari kecurangan, penyelewengan dan lain-lainnya,
karena Allah Maha Mengetahui segala sesuatu, yang tersembunyi apalagi yang
nampak nyata, sebagaimana firman Allah SWT:
عالم الغيب والشهادة العزيز الحكيم
Artinya: Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata. Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S At Taghabun: 18)
Dengan
demikian tercapailah kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan di akhirat.
Dianjurkan kepada siapa yang telah selesai salal Jumat, berdoa dengan doa ini:
اللهم إني أجبت دعوتك وصليت فريضتك وانتشرت كما أمرتني فارزقني من
فضلك وأنت خير الرازقين
Artinya: "Ya Allah!
Sesungguhnya saya telah mengerjakan panggilan-Mu, dan saya telah melaksanakan
sholat Jumat yang Engkau wajibkan, dan saya telah bertebaran (di muka bumi) sebagaimana
Engkau perintahkan kepadaku maka berilah saya rezeki dari karunia-Mu dan
Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki".
Dan
pada ayat ke-11 di atas, Allah SWT mencela perbuatan orang-orang mukmin yang
pada waktu rombongan unta kafilah dagang tiba dan diadakan penyambutan
beramai-ramai, mereka pergi menjemputnya dan meninggalkan Nabi SAW. dalam
keadaan berdiri berkhutbah. Ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa waktu
Dihyah Al Kalby tiba dari Syam (Suriah), bersama rombongan untanya membawa
barang dagangannya seperti tepung, gandum, minyak dan lain-lainnya. Sebagai
kebiasaan apabila rombongan unta dagangan tiba, wanita-wanita muda keluar
menyambutnya dengan menabuh gendang, sebagai pemberitahuan atas kedatangan
rombongan itu, supaya orang-orang datang berbelanja membeli barang dagangan
yang dibawanya.
Selanjutnya
Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya supaya menyampaikan kekeliruan perbuatan
mereka dengan menegaskan bahwa apa yang di sisi Allah yang bermanfaat bagi
akhirat jauh lebih baik daripada keuntungan dan kesenangan dunia yang
diperolehnya, karena kebahagiaan akhirat itu kekal, sedangkan keuntungan dunia
akan lenyap.
Ayat
11 ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah itu sebaik-baik pemberi
rezeki. Oleh karena itu kepada-Nyalah harus kita arahkan segala usaha dan
ikhtiar untuk memperoleh rezeki yang halal mengikuti petunjuk-petunjuk-Nya dan
rida-Nya.
Perilaku
yang mencerminkan surah Al-Jumuah 9-10 :
a. Senantiasa menjalankan shalat dengan khusyu dan tepat waktu.
b. Senantiasa bekerja dengan baik tanpa melupakan ibadah kepada Allah.
c. Bekerja kembali apabila telah melaksanakan shalat jumat
d. Menyeimbangkan antara bekerja dan ibadah.
a. Senantiasa menjalankan shalat dengan khusyu dan tepat waktu.
b. Senantiasa bekerja dengan baik tanpa melupakan ibadah kepada Allah.
c. Bekerja kembali apabila telah melaksanakan shalat jumat
d. Menyeimbangkan antara bekerja dan ibadah.
Ada tiga point penting yang dapat diambil dari
kesimpulan diatas
pertama, dorongan untuk bersegera memenuhi panggilan Allah yang
menyeru kepada sholat jum’at di ketika seruan pertama dan imam di atas mimbar,
dan meninggalkan segala bentuk perniagaan atau pekerjaan apa pun jua. Dan lebih
baik lagi jika hal tersebut dapat dilakukan –datang ke mesjid- sebelum adzan
tiba.
Kedua, perintah untuk mencari karunia
yang berupa rezki dari Allah di persada bumi ini setelah melaksanakan segala
kewajiban-kewajibannya yang terutama adalah sholat.
Ketiga, sebuah teguran keras dari Allah
kepada sahabat-sahabat Nabi yang meninggalkan beliau dan menyongsong kedatangan
kabilah para pedang yang dating membawa aneka barang dagangan, padahal ketika
itu beliau sedang berkhotbah untuk sholat jum’at.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar